Mamah and Bapak Reflecting the Harmony of Minang and Sundanese Values

Dear My Parents💕, thank you for being a quiet strength behind every step I take. In the silence of your sacrifices and the warmth of your prayers. I have found the courage to dream and faith to keep going. Your love has been my compass, your values my foundation. Even when the world felt heavy, your unwavering belief in me made it lighter. I may not say it often, but every heartbeat of mine carries gratitude for everything you have done: your patience, your guidance, your endless love. Wherever life takes me, I carry you with me, always.

Narasumber di AIESEC - Ruang Pangan

Mah, Pak. Terimakasih banyak ya sudah merawat teteh, mencintai teteh dengan setulus hati. Maafkan teteh belum bisa memberikan banyak hal untuk kalian. Maafkan teteh karena sering bertingkah laku kurang baik: keras kepala, intonasi suara meninggi dan masih ada yang tak bisa disebutkan di sini. Teteh tahu, Mamah sama Bapak selalu memberikan yang terbaik untuk teteh, teteh bahkan belum cukup dewasa untuk mengerti semuanya. Namun seiring berjalannya waktu, semua terjawab satu-persatu. Impian-impian teteh, harapan besar teteh dan segalanya yang teteh dambakan. Do'a-do'a Mamah dan Bapak begitu sangat berarti untuk teteh.

Ada banyak luka yang tak bisa teteh jelaskan di blog ini. Bukan karena teteh ingin menyembunyikannya, tapi karena beberapa rasa memang hanya bisa dipeluk dalam diam. Teteh belajar bahwa tidak semua duka harus diceritakan, karena pada akhrinya, Allah-lah tempat semua cerita kembali.

Dalam setiap dan air mata yang jatuh tanpa suara. teteh selalu mencoba menyakini satu hal: bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita. Langkah ini mungkin terasa berat , jalan ini kadang terasa gelap, tapi teteh percaya selama kita berhusnudzan, rencanaNya akan selalu lebih indah daripada apa pun yang bisa kita bayangkan. 

Teteh menulis ini bukan karena teteh sudah kuat, tetapi karena teteh sedang belajar untuk terus percaya. Jika Mamah dan Bapak juga sedang merasa hancur, ingatlah kita tidak sendiri...Ada Allah yang maha menyembuhkan, dan ada doa-doa yang terus mengetuk langit atas nama kita. 

Teteh bangga dan bersyukur dilahirkan sebagai orang minang. Dari darah inyiak (kakek) yang mengalir dalam diri teteh. Teteh mewarisi semangat gotong royong, rasa adil, dan prinsip berkeadilan yang begitu dijunjuang tinggi oleh masyarakat kita. Bukittinggi tempat kelahiran inyiak, begitu erat dengan aroma sejarah, Teteh jatuh cinta pada budaya itu, pada kesederhanaan rumah gadang, pada suara talempong yang mengalun di rumah adat, dan pada nilai-nilai nagari yang mengajarkan bahwa setiap manusia punya hak yang sama, suara yang setara. 

Di tengah dunia yang terus berubah, warisan itu menjadi pegangan teteh. Siapapun teteh hari ini, akar itu berasal dari tanah yang kuat, dari leluhur yang bijak. Terimkasih inyiak, telah menanamkan rasa cinta pada budaya sendiri, yang kini tumbuh menjadi kebanggaan dalam diri teteh.

Teteh juga bersyukur karena dalam diri teteh mengalir darah sunda dari aki dan ninik tercinta. Dari merekalah teteh belajar tentang indahnya hidup dalam kesederhanaan yang penuh makna. Nilai-nilai yang diturunkan secara halus tapi mengakar. Tentang sopan santun, kelembutan dalam tutur kata, keramahan dalam menyambut siapapun, dan tawa yang selalu hadir walau dalam kesulitan. 

Budaya sunda tidak hanya sebatas adat, tapi juga cara pandang hidup yang meneduhkan. Teteh bangga bisa membawa jejak aki and ninik karena dari kalian teteh belajar bahwa kebaikan bisa diwariskan, bukan lewat banyak kata, tapi lewat teladan setiap hari. 

Nilai-nilai minang dan sunda sama-sama menjunjung tinggi kebersamaan, moralitas, dan kearifan lokal. Jika minang kuat dalam prinsip keadilan dan musyawarah melalui sistem nagari, sunda menonjolkan kelembutan, sopan santun, dan keramahan. Keduanya saling melengkapi sebagai warisan budaya yang membentuk karakter luhur generasi penerus.

Teteh loves you Mah, Pak. Thank you to Inyiak, Mimih, Aki and Ninik. Lots of love from your incu tercinta, bunga💖

Ruang Pangan Team X AIESEC University of Lampung

Comments

Popular posts from this blog

Institut Pertanian Bogor Sudah Menjemputnya

Silver Lining EPS 7: YSEALI Academic Fellowship Journey

Meet the queens of Republic Team : Pearl, Honey, Inez and Dayen