Silver Lining EPS 8 "A Letter to My Future Mom and Dad-in-Law": Zara and Your Son
Yang terhormat Ibu dan Bapak,
Semoga Ibu dan Bapak senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT, diberikan kesehatan, keberkahan usia, dan ketenangan dalam setiap langkah.
Surat ini saya tulis di tengah jeda setelah membereskan rumah, mencuci, dan menyetrika pakaian. Di sela-sela keheningan itu, pikiran saya melayang pada sosok Ibu dan Bapak, dua hati yang penuh kasih dan ketulusan.
Saya membayangkan perjalanan hidup yang telah Ibu dan Bapak tempuh, penuh pengorbanan dan cinta dalam mendampingi serta membesarkan anak-anak. Saya yakin, kasih sayang yang Ibu dan Bapak curahkan tidak pernah setengah-setengah. Cinta itu selalu hadir, diam-diam menguatkan, dalam doa maupun tindakan.
Melalui surat ini, izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam atas cinta tanpa syarat yang telah Ibu dan Bapak tanamkan. Terima kasih telah mendidik, membimbing, dan mencintai anak-anak dengan segenap jiwa. Saya merasa beruntung dan bersyukur atas segala cinta yang telah mengalir dari hati Ibu dan Bapak, cinta yang kelak akan saya jaga dan teruskan bersama anak Ibu dan Bapak, dengan penuh hormat dan kasih.
![]() |
Sesi bersama Prof Edward |
Saya menyadari bahwa sebagai manusia, saya jauh dari kata sempurna. Masih banyak hal yang perlu saya pelajari dan perbaiki dalam menjalani peran sebagai seorang istri, sekaligus sebagai pribadi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya memohon bimbingan, doa, dan dukungan dari Ibu dan Bapak.
Sebagai seorang anak dan perempuan yang tengah belajar untuk menjadi lebih baik setiap harinya, saya sangat berharap Ibu dan Bapak berkenan membimbing serta menemani saya dalam proses ini. Kehadiran dan nasihat Ibu dan Bapak sangat berarti bagi saya.
Saya sungguh bersyukur, diberi kesempatan untuk mengenal sosok Ibu dan Bapak yang hangat dan bijaksana. Semoga ke depan, hubungan kita kian erat, dipenuhi oleh kasih sayang, pengertian, dan doa-doa yang saling menguatkan.
Apabila di kemudian hari saya melakukan kesalahan baik yang kecil maupun besar, disengaja ataupun tidak, dengan segala kerendahan hati, saya memohon agar Ibu dan Bapak berkenan memandang saya sebagai manusia yang sedang belajar, dengan segala keterbatasan dan kekurangan.
Saya tahu, suami saya adalah bagian tak terpisahkan dari cinta dan kasih sayang Ibu dan Bapak. Ia adalah buah hati yang sejak kecil digenggam erat, dijaga, dan dibesarkan dengan cinta yang luar biasa. Ia tetaplah milik Ibu dan Bapak, tak pernah lepas dari pelukan hangat yang membesarkannya.
Namun, izinkan saya menjadi bagian dari cinta itu. Izinkan saya untuk turut mengenggam tangannya, berjalan bersamanya, dan merawatnya dengan ketulusan yang sama besarnya. Saya tidak ingin menggantikan cinta Ibu dan Bapak karena cinta itu tak tergantikan tapi saya ingin menyambungnya, meneruskannya, dan menumbuhkannya bersama, dengan segenap cinta dan hormat.
Sesi istirahat sebelum lanjut belajar |
Ada beberapa hal yang sampai saat ini masih menjadi tantangan bagi saya, salah satunya adalah memasak. Saya menyadari, ternyata tidak mudah menciptakan rasa yang benar-benar menguggah selera. Menyatukan berbagai bumbu dalam satu hidangan yang lezat memerlukan ketelatenan dan kepekaan rasa, yang masih terus saya pelajari hingga kini.
Kalau boleh jujur, jika disuruh memilih antara memasak atau membersihkan rumah hingga kinclong, mungkin saya akan memilih yang kedua, hehe. Tapi Ibu dan Bapak tak perlu khawatir, saya selalu percaya bahwa sesuatu yang tampak sulit di awal, bukan berarti mustahil. Saya akan terus belajar, berusaha, dan menemukan harapan dibalik setiap kesulitan, termasuk dalam urusan memasak ini.
Dengan semangat dan hati yang tulus, saya ingin menjadi pribadi yang terus bertumbuh termasuk dalam hal-hal kecil yang penuh makna seperti menyiapkan makanan dengan cinta.
Saya juga ingin menyampaikan permohonan maaf, apabila suatu hari nanti saya tiba-tiba bernyanyi saat sedang membersihkan halaman rumah, atau ketika mencuci piring di dapur. Kadang kala, untuk melawan penat atau sekadar mencairkan suasana hati, saya secara spontan melantunkan lagu-lagu kecil yang terlintas begitu saja.
Nyanyian itu bukan karena berlebihan, melainkan bentuk sederhana dari cara saya menemukan semangat dalam rutinitas. Namun bila hal itu tanpa sengaja menganggu ketenangan Ibu dan Bapak di rumah, saya mohon maaf yang setulusnya. Saya akan berusaha menjaga kenyamanan bersama sebaik mungkin, karena bagi saya, keharmonisan rumah adalah anugerah yang sangat berharga.
![]() |
Makan malam bersama |
Biasanya, saya sangat senang membaca, baik itu buku, artikel, maupun jurnal-jurnal yang sudah saya cetak ditemani laptop yang menyala. Membaca dan belajar adalah aktivitas yang membuat hati saya tenang dan penuh semangat.
Namun, mohon maaf jika nanti tanpa sadar saya meletakkan buku atau jurnal tersebut di meja makan, ruang keluarga, atau bahkan ruang tamu. Terkadang, saya merasa bahwa setiap sudut rumah bisa menjadi ruang belajar yang menyenangkan. Bagi saya, menutut ilmu dan memperdalam hal-hal baru adalah salah satu kebahagiaan tersendiri.
Meskipun demikian, saya akan terus belajar menata dan menjaga kerapian, agar rumah tetap nyaman bagi semua. Saya berharap Ibu dan Bapak berkenan memaklumi kebiasaan kecil ini, dan saya pun akan berusaha menyesuaikan diri sebaik mungkin.
Sebelum saya menutup surat ini, izinkan saya membagikan beberapa foto pribadi saya saat mengikuti workshop di Bangkok, Thailand, dalam program YSEALI Women's Leadership Academy 2025. Momen tersebut sangat berkesan bagi saya, bukan hanya karena pengalaman dan pembelajaran yang luar biasa, tetapi juga karena saya membawa harapan besar untuk menjadi pribadi yang lebih bermanfaat, terutama bagi keluarga yang saya cintai.
![]() |
Penyerahan sertifikat setalah selsai workshop |
![]() |
Sarapan pagi bersama teman dari Myanmar |
![]() |
Penjemputan di Bandara Suvarnabhumi |
Bersama Ms Marsya dari Malaysia |
Bersama Prof Cal dari Filipina |
Semoga Ibu dan Bapak berkenan melihatnya dan turut merasakan kebahagiaan saya. Terima kasih karena telah menjadi sosok yang selalu menginspirasi, lewat ketulusan, kekuatan, dan cinta yang tak pernah habis. Semoga saya dapat belajar menjadi pribadi yang mencerminkan nilai-nilai baik yang Ibu dan Bapak tanamkan dalam keluarga ini.
Dengan penuh rasa hormat dan kasih,
Zara, your daughter.
Comments
Post a Comment