Manusia dan Pikiran Buruknya
“Apa yang kelihatannya, bukanlah hal yang sebenarnya”
Okay, gue baru saja melakukan eksperimen sederhana, yang dimana hal
ini bisa membuat orang lain terpancing. Manusia yang otaknya cepat merangsang
dan hatinya penuh perasaan. Mengenai apa yang baru saja Gue jadikan sebagai
Snap WhatsApp, foto seorang pria. Dan, Wow! Ternyata yang nge-reply banyak, dan
pertanyaan Mereka semua sama “Itu pacar Lo, Bunga?”, “Cie Bunga!”, “Lah, apa
nih?”. Dan semua pertanyaan itu sudah membuat pola pikir Mereka berubah dalam sedetik.
Mereka berpikir bahwa “Bunga yang selama ini itu baik, tidak pacar-pacaran, dan
tidak mengurusi persoalan cinta beru, monyet, siamang dan lain sebagainya,
sekarang sudah berubah menjadi Bunga yang lain”. Kalian semua dipenuhi pikiran
buruk, termasuk Gue!, tidak ada Manusia yang bisa berpikiran positif saat
pertama kali melihat orang yang di sanjungnya berubah ke jalan yang salah. Lho?
Kalian sendiri, belum tahu apa-apa tapi sudah lancang memutuskan apa yang
sebenarnya, tanpa mencari tahu dulu apa kebenarannya.
Serius deh!, kalau Kita hidup seperti itu terus, berpikiran negatife,
hidup dipenuhi pikiran-pikiran aneh dan nggak suka tabayun, yaudah siap-siap
aja! Hidup akan semakin memburuk. Ternyata, prasangka itu adalah suatu hal yang
krusial, dalam menjalani kehidupan ini Gue masih terus belajar untuk mengendalikan
prasangka. Gimana caranya supaya Gue bisa ber-husnudzan sama semua orang, tanpa
menyelipkan secuil prasangka jelek itu.
Hal pertama yang harus dilakukan adalah, Mencari kebenarannya
terlebih dulu. Soalnya, Gue merasakan hal itu, dimana Gue sendiri sering
mengira-ngira hal buruk kepada seseorang. Contohnya : “Lo lagi pergi jalan sama
temen-temen cowok Lo, terus salah satu dari Mereka itu saudara Lo?”, terus
respon orang-orang yang kenal Lo gimana?, Gue yakin pasti mereka bakalan komen,
kayak gini “Cowok Lo yang mana?, “Tumben, Lo pergi sama cowok?”, “Pj-nya geh?”,
WHAT?, Tuh pada manusia, pingin rasanya Gue colok matanya. Astagfirullah.
Gue juga mau minta maaf dengan sebesar-besarnya, kalau sering
berpikiran negatife sama orang-orang di sekeliling Gue, Gue tahu manusia itu
indah dengan ke-unikannya masing-masing. Dan Kita sama-sama terus memperbaiki
diri, kalau Kita sering dimarahi oleh banyak manusia, Kita sering dicaci maki,
Kita didiskriminasi dan perasaan sedih itu tiba-tiba muncul, namun ada cara
terbaik untuk mengatasinya, bersabar. Tapi Kita kesusahan untuk melakukan hal
itu, kenapa? Karena tidak dibiasakan, tak diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Ya, itu benar.
Tetap belajar menjadi manusia yang tidak egois dalam menyimpulkan
segala sesuatunya, pusat dari manusia itu sendiri adalah etika, etika
memiliki pengaruh penting dalam proses bersosialisasi dan beradaptasi. Menjadi
manusia yang open minded dan tidak berpikiran sempit. Bisa menerima kelemahan
dan kelebihan orang lain dengan legowo. Karena tipe manusia itu ada dua :
1.
Senang
melihat orang susah,
2.
Susah
melihat orang senang
Ada orang maju, punya segalanya, pinter, ibadahnya rajin dan
hidupnya enak. Lalu di sisi lain ada orang yang nggak suka sama orang maju itu,
dia iri sama semua keberuntungan yang meliputi kehidupan si orang maju tadi,
kayaknya susah negliat orang bahagia. Dan sebaliknya, ada orang yang lagi
sengsara, pokoknya hidupnya melarat, masih aja ada manusia yang seneng ngeliat
orang susah. Kan nyebelin!, yang bahagia siapa, yang berusaha siapa?. Yang
rusuh dia!. Ada yang menderita, ada yang kesulitan. Eh, masih aja ada yang
happy ngeliat orang lain jatuh dalam kemiskinan.
Sampai kapanpun, hidup itu seperti roda yang berputar. Ada saatnya
Kamu di bawah ada saatnya Kamu di atas. Ingat selalu bahwa “Allah akan terus
menguji kehidupan setiap hambanya.”
Good think😘
ReplyDeleteThx bae...
Delete