Pusing Menggalau Lalu Menggila (Chapter 1)


Janji, janji, janji yang dikhianati. Benar-benar didustai, sebuah hubungan percintaan yang rumit antara dua insan telah melebur dengan komitmen-komitmen yang belum bisa diyakini kebenarannya. Membicarakan “SETIA”  yang diucapkan oleh anak berusia belasan tahun yang terdengar sangat konyol, weird. You love him or her, but she/he doesn’t, ditolak kemudian merasa terhina, derajat tiba-tiba turun, ngerasa gak guna. Please, jangan buat galau jadi gila. Yang gue liat dari fenomena anak zaman sekarang alias generasi milenial yang dibutakan oleh perasaannya kepada lawan jenis, sedih gegara ditinggal pergi, merindu, berharap dia, dia, dia bisa dimiliki secara instan. Gak enak berharap sama manusia, manusia itukan penuh dengan kemunafikan, terkecuali orang-orang baik zaman dahulu yang memang sudah dijamin surganya oleh Allah.

Berbuatlah kejam kepada diri sendiri, di sisi lain gue ngedukung campaign yang bertuliskan “Mending nikah daripada zina”, iya nikah. Kalo semuanya udah disiapin, baik secara mental dan batin. Ah lo ngomong doang!, gue sendiri belum mikir sampai sejauh itu, I swear. Karena gue masih dibingungin sama diri sendiri, belum bisa ngurus diri, apalagi ngurus suami. Uh, sorry sama sekali belum terbayangkan oleh gue ngurus anak. Masih muda, banyakin karya. Gabung sama komunitas-komunitas kece yang ngebahas hal-hal positif dan bikin semangat. Hidup gak melulu soal dia, ngebosenin men kalo lo cuman fokus sama seseorang yang sok lo yakini bahwa dia adalah jodoh lo kelak, akhirnya ngebuat hubungan yang disebut “PACARAN”. 

“You are fasting, praying, reading the Qur'an. But you have a girlfriend or boyfriend. It’s useless. It can’t be.” 
– Ustadz Nouman Ali Khan.

Emang nggak ada dalam Al-quran yang menjelaskan secara detail nama pacaran itu sendiri, tapi pacaran itukan bahaya, mendekatkan pada hal yang tidak-tidak, whatever . Kalo lo nggak percaya, buka Qur’an Surah Al-isra ayat 32. Kenapa gue ngebahas hal beginian, sebab gue muak ditanyain terus, kenapa lo nggak pacaran?, emang lo belum ada yang punya?, Ih kok lo sendirian terus sih Bung. What, what did you say, to be honest I don’t understand exactly. Mereka mempertanyakan kesendirian gue?, terus kenapa? Apa masalahnya?. “Apa karena gue suka nulis-nulis kalimat-kalimat romantis, puisi-puisi kisah romansa gitu?” lalu kalian menyerang gue dengan pertanyaan-pertanyaan lucu kayak begitu.

Seseorang yang menulis tentang kisah cinta itu, nggak harus orang yang berpengalaman. I don’t have many experience about love. Gue suka baca buku, suka denger kisah orang lain atau nonton film, itu juga bisa dijadikan rujukan kalo mau nulis. Sumber kekuatan Kita itu bukan dia, bukan cowok lo, bukan cewek lo. Lo taulah siapa yang gue maksud. Allah SWT.

1. Mendengar Kisah Mutiara Soleha 
Gue berdo’a kalo untuk sekarang, rasanya dimatiin dulu. Karena gue masih pingin sibuk sama  aktivitas lain, gue gak punya prinsip untuk disukai oleh kaum adam, malah gue seneng kalo ada yang negebenci gue, wkwkwk. Ya suka boleh, suka aja. Kalo nggak bisa tahan perasaannya, ungkapin aja, abis itu udah. Jangan berharap banyak sama manusia ya, udah sama yang punya hati aja, mendekat. Ya mungkin kalo tipenya kayak gue, gue gak suka mendem-mendem perasaan. Males. Kadang cowok juga banyak yang beperan dan salah tanggap, semisal kita bilang suka sama dia “Mungkin aja kan pikiran mereka udah melanglang buana entah kemana, udah tinggi aja asumsinya”, padahal kita cuman suka senyumnya, suka suaranya, suka perilakunya. Emang cewek doang yang baperan, cowok-cowok juga ada sebagian yang gitu. 

2. Mendengar Kisah Cici Krisnawan
Ada yang sukanya diem sampe bertahun-tahun, abadi banget ya. Gue selalu dapet kisah inspiratif dari banyak orang yang udah gue temuin, asik juga bisa ngobrol sama manusia yang baru dikenal. Gue emang suka sksd, tapi sksd gue punya sistem yang beda. Gue nggak asal nimbrung dan nanya-nanya aneh, gue nyesuain dulu sama orang baru ini, gue teliti dulu dari mulai raut wajahnya sampe dia ingin diposisikan seperti apa dalam perbincangan kita. Pendengar, si bawel, penguasa, pelawak, si serius dan masih banyak lagi karakter orang yang harus gue pelajari, karena memahami manusia itu nggak semudah ngorek upil.

3. Mendengar Kisah Sugiarti Nabilah
Repot ya urusannya, urusan beginian emang rumit. Perempuan juga mesti bisa kuatin logikanya, kasihan sama Kita kaum hawa yang sering dicap sebagai “Kaum Baperan”. Gue tidak memaksakan kalian untuk berbuat baik, nggak mau maksa kalian buat bayangin dosa apalagi neraka.

Comments

  1. Basically just trust each other

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Thank you, sering-sering berkunjung ke blog ya...

      Delete
  3. Bagiku mau single or punya pacar itu sama aja... karena orang akan berbeda-beda dalam menyikapi nya .... HeheπŸ˜…

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, karena sudah berpendapat. Aku tunggu comment2 selanjutnya. Good luck sob...

      Delete
  4. Kembangin lagi karyanya yaπŸ˜‰πŸ˜‰ satu saran dari aku gunakan kalimat yg mudah dimengerti sama semua jenis kalangan 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you, I'll improve my wrongness. Terima kasih sekali lagi karena sudah mau mengeoreksi bahasa kepenulisanku. Good luck!...

      Delete
  5. Ribet amat mikir galau, perasaan dibuat gampang aja, kalau pusing, tinggal ambil gitar, colok ke Ampli, dan puter dgn disorti

    Atau ambil mic dan keluarkan, kelar

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts