Lebaran Tanpa Snapgram&Snapwa
Kita kehilangan sebagian aktivitas yang seharusnya mempererat
hubungan silaturahim, hanya karena lama berkutat dengan sosial media, seperti
instagram, twitter, facebook, dan whatsapp. Sibuk membalas chatan dari
seseorang, yang ingin gue tanyakan adalah Kenapa gue hobi banget buat Snap-snap
begituan?, entahlah mungkin ini pengaruh lingkungan dan diri gue yang pingin
mendapatkan pengakuan dari orang lain.
Atau gue sedang menyelinapkan unsur Riya, Astagfirullah. Semakin ke
sini gue semakin sedih ngelihat diri yang makin kumel, dekil dan nggak ke urus. Ingin
merefresh semuanya, atau mungkin membuka lembaran baru lagi. Begitu hinanya gue
sebagai manusia, yang sering banget ngeluh, dan jarang bersyukur. Menjijikan
sekali gue ini.
Maen bareng sodara sembari menghirup udara segar di hari raya... |
Karena serius banget ngopenin sosmed, gue lupa kalo ada yang butuh
bantuan gue di dapur, ada yang pingin ngobrol sama gue, ada yang pingin saliman
sama gue. Gue membiarkan Emak gue sibuk kesana-kemari ngambilin barang,
beres-beres rumah dan kegiatan lainnya. Biasanya Nenek gue adalah orang yang
paling pertama ngingetin gue untuk berhenti main handphone, awalnya kesel
dengerin ocehannya itu, tapi karena kuping gue merasa panas banget, akhirnya
nurut juga. Mau gimanapun juga, gue kudu sadar. Gue nggak mau kehilangan
momen-momen bahagia ini untuk kumpul bareng keluarga besar.
Gue ditegur sama diri gue sendiri, kalau fokusnya sama media sosial
terus, akan banyak kejadian-kejadian yang nggak akan gue lihat, denger dan gue
rasakan, waktu nggak akan bisa diputar. Saatnya meluangkan waktu untuk menebar
canda dan tawa bersama keluarga kalian. Tante-tante gue yang rusuh banget kalo
lagi kumpulan, selalu nyuruh gue stop dulu maen hpnya. Gue bersyukur karena gue
terlahir dari keluarga yang peka banget sama hal sepele.
Adalah benar bahwa Kita jadi lebih apatis karena terlalu rajin
menyelami kehidupan dunia maya. Kadang gue lupa, kalo gue masih harus main sama
sepupu-sepupu gue, gw masih pingin ketawa lepas ngeliat tingkah lucu mereka.
Kayaknya Kita harus sedikit posesif kalo semisal ngeliat keluarga orang lain
bahagia, makan kue bareng, menyantap rendang buatan nenek atau mungkin ikutan
nimbrung buat ketupat. There is so many happiness, but we always forget it.
Gue sendiri sering bilang sama diri gue “Apa gue ini anak edgy yang
tergila-gila sama sosmed?”. Tetap ada dampak positifnya, Kita bisa menyampaikan
kebaikan lewat sosial media, tapi kadang suka nggak inget waktu. Lupa sholat,
lupa makan, lupa segala-galanya. Lebaran adalah pesta perayaan yang istimewa
yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang merasakan makna dari akhir bulan
Ramadhan, we have different ideas to understand the definition of Eid Mubarak,
so don't take it as a problem.
Mengistirahtkan diri sebentar saja, baik buat keutuhan perkumpulan
Kita bersama keluarga. Nanti, Kita sambung lagi Snapwa dan Snapinstagramnya di
lain hari. I don't impose you to believe in my argument. This is not the
important things if you want to ignore my opinion, it's okay. Please, give your
best comment on the below.
Ngeliburin sosmed sambil menghindari prasangka buruk manusia, upload makanan dibilang
pamer, upload foto dibilang sok cantik, upload Al-qur’an dibilang sok alim, dia
belum tahu kalo gue nggak baca qur’an. Manusia euy, lelah gue mengurusi semua
komentar-komentar jadul Mereka yang nggak akan pernah bisa tahu apa niat murni
Kita yang sesungguhnya.
Riweh yaa bunga kalo udh hobi
ReplyDelete