ZARASOL'S JOURNEY

Era digitilisasi menciptakan gaya hidup baru yang beragam. Kemunculan marketplace atau penyedia jasa jual beli online sedang menjadi tren di semua kalangan. Meningkatnya pengguna marketplace selama pandemi, membuat situs jual beli online mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Menurut peneliti Center for Digital Society (CfDs) Tony Seno memaparkan bahwa selama pandemi Covid-19 , telah terjadi peningkatan transaksi belanja online di kalangan masyarakat Indonesia sebesar 30 persen. Belanja Online Selama Pandemi Covid-19 Degan diperpanjangnya PPKM (Pemberlakuaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Indonesia, para online shop gencar memanfaatkan momentum ini untuk mempromosikan barang dagangannya melalui platform penjualan digital.  Belanja online dinilai dapat menjadi solusi yang tepat karena para pembeli tidak harus keluar rumah, sehingga mampu menghindari risiko penularan Covid-19. Berdasarkan hasil laporan survey perusahaan marketing InMobi ( Marketing in the Era of Mobi...

  Indonesia adalah Negara yang mengalami peningkatan kasus baru penyakit kusta setiap tahunnya. Oleh karena itu, Indonesia menduduki peringkat ketiga di dunia setelah Brazil dan India sebagai penyumbang kasus kusta tertinggi. Jumlah keseluruhan penyakit kusta setiap tahunnya di Indonesia mencapai 0.70 kasus/10.000 penduduk dan dengan adanya penemuan kasus baru ( Newly Case Detection Rate ) sebesar 15.910 Penderita Kusta di tahun 2017. Kementrian Kesehatan terus berupaya untuk mengeliminasi penyakit kusta atau lepra melalui promosi kesehatan, pencegahan penularan dan pengobatan. Menurut data profil kesehatan Indonesia tahun 2015-2017 Kementrian Kesehatan RI, semua provinsi di Sulawesi, Maluku dan Papua menjadi Provinsi dengan angka penemuan kasus baru yang tinggi (terdapat sekitar lebih dari 1.000 kasus baru). Informasi lainnya menyatakan bahwa Jawa Timur sebagai satu-satunya Provinsi di wilayah barat Indonesia yang mempunyai jumlah kasus baru yang tinggi pada tahun 2015-2016 (Kem...

Semenjak kedatangan pasukan baru alias Covid-19 seluruh aktivitas harus dialihkan menjadi serba online . Kemunculan istilah baru seperti WFH ( work from home ), SFH ( school from home ), Social distancing sampai era New Normal sedang menjadi sesuatu yang kekinian akhir-akhir ini. Semua panggilan baru itu muncul akibat wabah pandemi Coronavirus yang seringkali membuat masyarakat gelisah. Pasalnya semua kegiatan seperti jual-beli, belajar di sekolah, bekerja di kantor tidak lagi dilakukan secara tatap muka. Adanya karantina massal ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran Virus Covid-19 maka dari itu diberlakukan perlindungan diri semacam tidak beraktivitas diluar rumah, tidak menghadiri keramaian, menggunakan masker, mencuci tangan, serta tetap menjaga jarak. Untuk mengisi hari-hari yang cukup membosankan selama pandemi ini, setiap orang pasti memiliki caranya masing-masing. Ada yang bercocok tanam di depan rumah, membuat perkebunan mini, berkreativitas dengan membuat menu masak...

  Tidak tahu apa-apa, oleh karenanya ada kekosongan yang harus diisi. Gue datang ke tempat itu dengan jutaan masalah dan keluhan, sebagai manusia yang tidak akan sempurna, sebagai manusia yang seringkali menumpuk dosa, dan mirisnya lagi kerap mengulang kembali kesalahan yang sama, gue belum sepenuhnya sadar, gue sebagai manusia yang penuh kekurangan, gue sebagai manusia yang juga dianugerahi kelebihan, gue sangat ingin mengenal diri sendiri, gue pingin banget tahu ‘siapa si gue ini?’. I have something special today, so I wanna tell you what is it about?, when I was in Junior High School, I love science, I adore my teacher, Mrs Ambarwati. We called her, Bu Ambar. I fell in love with her, when She taught me about Biology.  Sampai di titik, dimana gue jatuh cinta dengan si Biologi, kemesraan kami semakin terlihat sejak gue bertemu dengan sosok pendidik super, yakni Bu Ambar. Gue masih ingat betul, gimana cara dia ngajar?, gimana cara dia ngegambar struktur sel eukariota dan proka...

  Mengenang apa yang telah terjadi, menjadi bagian dari masa lalu. Tersadar bahwa kita telah lama menempati sebuah wadah yang diperdebatkan bentuknya, konspirasi antara bulat atau datar, entahlah. Sebagai manusia yang tak punya apa-apa, menyombongkan diri adalah hal yang paling bengis, durhaka kepada-Nya menjadi hal yang paling mengerikan. Hilangnya kebersyukuran, seringkali membuat diri semakin tersakiti, sulit menjadi manusia yang ingin menjadi dirinya sendiri. Kepusingan-kepusingan yang mengantri dalam pikiran, terlebih untuk pemuda-pemudi yang sedang dilanda suka dan duka, terutama soal cinta dan cita-cita. Sebagian penasihat bilang “Mendahulukan pendidikan demi mencapi impian akan membantu proses pencarian seseorang, tidak usah dicari, biasanya sosok dia datang sendiri”. Kisah kita yang tidak ditemukan kejelasannya suatu saat nanti pasti akan menemukan titik fokusnya. Keputusan datang dari yang memilikinya, jika bukan dia orangnya, maka ada dia yang lain, yang akan mengganti...

  Tahun dua ribu dua puluh udah basi, biarin aja berlalu. Rangkai satu-satu apa yang mau diwujudkan, jalannya pelan-pelan, sekarang lagi jamannya silent action , gapai impian ? diem-diem aja ya. Ambisinya diatur perlahan, enggak usah buru-buru, enggak perlu cepet-cepet. Yang terpenting, kita semua selalu sehat dan kuat. Yang digapai masih jauh, tapi yakin deh pasti sampai tujuan kok. Yaelah, kita tuh masih muda. Jadi jangan gelisah!. Kalau bisa mengatur waktu, dan tahu potensi diri apa? Gue percaya, you will get it. Mari berterus terang, apa yang kita dapatkan di tahun lalu? Mungkin engga banyak, it’s okay. Kita semua merasakan keterpurukan ini, serentak manusia kecewa karena pasukan Corona. Bukan hanya lu, tapi gue juga. Ada sesuatu yang belum bisa direalisasikan, ada yang kerapkali memikirkan masa depan, ada yang usaha-usaha-usaha sampai lupa makan, lupa istirahat, barangkali lupa sholat?. Entahlah. “Gue nggak pernah nargetin mau ini, mau itu. Hanya cukup cekatan dalam berusa...

Seseorang duduk di dekat pintu, Ia memakai jaket penghangat tubuh. Matanya menatap ke depan, memerhatikan temannya yang sedang sibuk dengan rutinitas sebagai ‘konten kreator’. Gue tahu dia adalah figure yang nggak bisa dipandang remeh, mau ngeliat mukanya aja gue sangat ketakutan, gue tahu dia punya banyak fans, gue tahu dia selebgram yang lumayan nge-hits di kampus, gue tahu dia bukan manusia biasa, oleh karena itu gue mau dia masuk di blog gue. Setelah lama mengubur diri untuk nggak menulis, rasanya membosankan sekali melihat dunia non nyata yang menyedihkan, seperti biasa energi gue selalu terkuras hanya karena men-scroll home ataupun beranda di Instagram, nggak penting banget sih lama-lama maen sosmed *ngabisin kuota, eh ntar marah sama pemerintah, mana nih dana buat pelajar, oops!. Gue kalau nonton youtube tuh milih-milih, nggak asal subscribe dan lebih suka konten yang mengedukasi, kenapa? Karena bermanfaat, dan gue butuh banget nutrisi-nutrisi positif dari orang-orang hebat. Gue...