Percikan Cerah di Kota Kairo, Mesir
Tahun dua ribu dua puluh udah basi, biarin aja berlalu.
Rangkai satu-satu apa yang mau diwujudkan, jalannya pelan-pelan, sekarang lagi
jamannya silent action, gapai impian ? diem-diem aja ya. Ambisinya
diatur perlahan, enggak usah buru-buru, enggak perlu cepet-cepet. Yang
terpenting, kita semua selalu sehat dan kuat. Yang digapai masih jauh, tapi
yakin deh pasti sampai tujuan kok. Yaelah, kita tuh masih muda. Jadi jangan
gelisah!. Kalau bisa mengatur waktu, dan tahu potensi diri apa? Gue percaya, you
will get it.
Mari berterus terang, apa yang kita dapatkan di tahun lalu?
Mungkin engga banyak, it’s okay. Kita semua merasakan keterpurukan ini,
serentak manusia kecewa karena pasukan Corona. Bukan hanya lu, tapi gue juga.
Ada sesuatu yang belum bisa direalisasikan, ada yang kerapkali memikirkan masa
depan, ada yang usaha-usaha-usaha sampai lupa makan, lupa istirahat, barangkali
lupa sholat?. Entahlah.
“Gue nggak pernah nargetin mau ini, mau itu. Hanya cukup
cekatan dalam berusaha, berdoa dan berikhtiar aja, ehehehe” -Matin
Satu, dua dan tiga. Ada kejutan yang baru di tahun ini, tokoh
inspiratif yang kisahnya enggak bosen-bosen gue baca. Anak muda yang nyentrik
dengan prinsip hidup “Nggak mau ribet”, jenis manusia yang tidak
menuntut banyak hal tetapi tahu “Kenapa gue hidup?”. Sejujurnya cerita ini
harus di publikasikan di tahun 2020, namun karena gue disibukan dengan berbagai
hal *apasih, ya harus ditunda dulu. I’m so sorry to this.
Imaduddin Matin, keturunan sunda yang dengan senang hati
memilih Mesir sebagai tempat untuk mencari ilmu. Lahir dari keluarga yang
mumpuni, orang tua yang juga akademisi, serta lingkungan syahdu yang selalu
mengajarkan nilai-nilai keislaman, membuatnya selalu ‘tunduk’, kerendahan hati
yang aplikasikan di kehidupannya kerapkali membuahkan hasil yang baik. Dengan
perasaan yang sejuta tulus, ia biarkan setiap musibah menjadi kebahagiaan.
Ketika Tuhan menguji, kekuatannya mampu membawanya pada keberhasilan tertinggi
di mata manusia. Selamat datang Matin, di dunia yang sengaja dibuat
mencemaskan.
Matin, lebih menyukai untuk menjadi ‘biasa’, tidak ingin
meraih popularitas, tidak ingin direpotkan oleh perbandingan, dia hanya ingin
menjadi dia, bukan orang lain. Imaduddin Matin saja sudah cukup. Pria kelahiran
12 Oktober ini memiliki karakter yang kalem, bahkan lebih tenang dari air. Hanya
saja ia terlalu pemilih, untuk soal pertemanan, untuk soal percintaan, dia
sangat hati-hati. Seperti yang dituturkannya saat wawancara bahwa ‘Setiap
keputusan yang diambil itu punya dampaknya masing-masing. Sesuatu yang dipilih
harus berdasarkan pada rasio dan rasa, kalau engga seimbang? Nanti berat
sebelah, ehehehe.”
Selain itu, Matin punya banyak hobi tapi yang paling ditekuni
ialah sketching, water color drawing. Kemarin, enggak tahu kapan, gue baru aja
ngeliat postingan si Matin di Instagram, Wuooo it was startling Matin!, hasil
gambarnya dapet juara dong! Superb. Guissee, gue kasian sama Matin. Kenapa cuy?
Ternyata doi sering dicap sebagai ‘fuck boy’, Matin bilang ‘Itu hanya
perspektif seseorang yang nggak tahu siapa gue sebenernya’.
Selanjutnya, yang paling mendebarkan di kehidupan Matin adalah dia harus menerima kenyataan bahwa keinginannya untuk sekolah di Turki gagal, belum waktunya ajalah. Dengan rasa malu yang membuncah, Matin mengatakan bahwa ia tidak memakai beasiswa saat sekolah di Mesir, Matin masih mengandalkan pulus dari orang tuanya. It doesn’t matter, selama masih bisa membuktikan kalau sukses yang didambakan pasti dateng suatu hari nanti, go for it!.
Pada akhirnya, Mesir dijadikan tempat singgah terlama untuk belajar. Banyak yang menitipkan ini-itu, harapan-harapan besar untuk seorang Matin. Ia tidak tahu, kalau ternyata Tuhan mengingingkannya bersinar di Negara Mesir. Menyaksikan keramaian di kota kairo, pergi berkunjung ke luxor sambil melakukan kegiatan fotografi, mengintip keindahan perpustakaan Alexandira sampai nonton bareng pertandingan sepak bola. Adakah yang perlu dikeluhkan lagi? Ada, sedikir. Matin ini manusia bukan simpanse, untuk kali pertama ia merasa kesulitan saat belajar Bahasa Arab ala Mesir. Ia juga menuturkan kalau pembelajaran menggunakan Bahasa Arab, dan itupun belum sepenuhnya bisa dipahami, mungkin ini yang dinamakan belajar keras.
Membicarakan kelebihan, Matin ini sangat percaya diri lho sama anugerah Tuhan. Saat gue tanyakan perihal dirinya, dengan logat khas kesunda-sundaan dia menjelaskan “Gue friendly, gampang bergaul dan beradaptasi”. Ada pesan dari Matin buat kita semua, yang muda, yang tua : “Fokus ngeliat diri sendiri dulu, penilaian orang lain itu mudah berubah.” Untuk kelemahan Matin sendiri, pasti ada dan itu banyak. Tapi maaf, ini rahasia.
Follow Ig @matinimad |
Aaaaaa blog pertama yang aku baca di tahun ini. Ngebakar semangat. Sukses selalu buat kak matin dan kak bungaaa π₯
ReplyDeleteBlog awal tahun yang bikin grow up buat nyontoh prinsip Matin Wkwk keep on spirit buat bunga bisa nulis blog yang lebih keren lagi di tahun 2021 ini π
ReplyDeleteUhuy masyaa Allah barakallah buat postingan pertama di 2021 nya bunga ❤ Ditunggu tulisan2 yang lain ya...
ReplyDeleteBlog awal tahun yg membakar semangat nihh.. sukses terus buat Bunga juga tokoh inspiratif nyaπ
ReplyDeleteMasya Allah barakallah untuk Matin dan ceritanya dan penulis blog ini my sister Bunga yunas, sangat menginspirasi. Sukses selalu✊
ReplyDeleteWahh blog pertama awal tahun dengan prinsip Matin yang bikin on fire. Dtunggu blog lainnya π₯π₯
ReplyDeleteMasyaallah, mantaapp sekali. Di tunggu blog selanjutnya π«
ReplyDeletebener-bener inspirasi diawal tahunπππΌ
ReplyDeleteMantapp buat mengawali tahun ini π
ReplyDeleteKeren deh semangat πΌ
ReplyDeleteMasyaAllah, Barakallah
ReplyDeleteI like the story
this excites anyone who reads it
Good luck kak bunga π
Huaaaa bener2 kena banget di hati, sangat menginspirasi. π
ReplyDeletewahh keren banget matin ini, next sahabatnya matin yang satu lagi dong ka, biar komplit di blog nyaa
ReplyDeleteMasyaaAllah semangatt terus kak Zahraa untuk menulis sesuatu yg menginspirasi dan bermanfaat :)
ReplyDeleteSangat menginspirasi kak
ReplyDeleteKeren dan sangat menginspiratif
ReplyDelete