Silent Actions Make You Noxious
Melihat situasi yang semakin runyam, dimana ada seseorang yang telah ‘kehilangan dirinya’. Setelah keseringan melihat ‘orang lain’, sampai-sampai dia nggak bisa lagi mengenali sosoknya. Padahal, you only see yourself in the mirror, not anyone else. Beberapa orang sering nih nanya sama gue, kenapa gue nggak pernah nulis kisah gue sendiri di blog? Gue belum punya sesuatu yang ‘layak’ untuk diceritakan. Harus gue akui, gue emang demen mengapresiasi keberhasilan orang, gue seneng ketika negliat orang lain bisa merasakan kebahagiaan. Kalau ditanya lebih lanjut, eh bunga lu pernah nggak sih iri sama pencapaian orang lain? Oh ya pernah dong, tapi ada satu yang selalu gue pegang ‘manusia punya 24 jam yang sama’ berarti ‘kalo dia bisa, masa gue nggak?’ cuma, ada sebagian orang yang lebih kalem maennya, maksudnya gimana? Gini, pernah ngeliat orang yang hidupnya ‘biasa-biasa aja’, itu masih kelihatannya ya. Tapi biasanya, dibalik ‘diemnnya’ itu menyimpan banyak ‘prestasi, penghargaan dsb’.So, I just appreciate silent in a world that never stops talking.
POINT SATU
Yang harus disadari, tidak semua orang menyukai eksistensi kita di dunia ini. Apa yang harus diketahui? Kita nggak pernah bisa mengontrol pikiran dan tindakan buruk atau baik orang lain terhadap kita, tapi kita dapat mengendalikan ‘apa respon dan tindakan yang tepat’ untuk mengatasi hal tersebut. Ya, karena cuma ada dua potensi dalam diri manusia, yaitu baik dan jahat. Terserah mau pilih yang mana, kita semua bebas menentukan. Ketidaksukaan orang lain terhadap kita, bukanlah sesuatu yang berharga, semakin dipikirkan, semakin menguras waktu yang semestinya digunakan untuk menambah produktivitas.
POINT DUA
Kalau setiap orang adalah Raja dan Ratu. Maka mereka memiliki kerajaannya masing-masing. Permasalahan berikutnya yang tidak akan pernah berhenti untuk dibahas adalah mengenai ‘kontrolisasi perasaan’. Seorang perempuan hanya dapat dilemahkan oleh ‘rasa’ bukan ‘rasio’. Gue mencoba menulis hal ini dari perspektif agama terlebih dahulu. Kalau memang sudah ‘matang’ ya segera menikah. Namun jika belum, maka peralihan terbaik ialah dengan ‘meningkatkan kemampuan diri’. Untuk itu, jangan menjadikan kesendirian sebagai sesuatu yang nyeremin. Walau emang si kadang suka mikir ‘gimana si punya pacar itu?’*to be honest, gue cukup bangga karena nggak pernah pacaran, hahaha. Bukan merasa suci sih, tapi lebih ke perasaan bahagia karena ‘menjalankan perintah-Nya’ dengan bejibunnya godaan, gue masih bisa bertahan. Oh tentunya, hal itu membuat gue bahagia setengah mati. Ya lu bayangin aja, betapa melimpahnya laki-laki super +++ di sekitar gue, tjakep, ketje, smart, soleh, ampun dah sempurna beuddd. Sebetulnya, itu momen paling asik sih! Gue merasa bebas aja dan juga bisa belajar ‘oh laki-laki A itu seperti ini, kemudian si B itu begitu’ jadi sembari mempelajari karakter mereka tanpa mereka sadari, etdahhh kek sikolog aja gue.
Orang-orang pada nanya, khusunya cw nih? Eh bung, gue kan pacaran, terus gue diselingkuhin apa gue harus marah sama cowo gue? Gue jawab ya : Kagak usah ngambek, bebasin aja. Biarin tu cowo pacaran sama siapa aja, bodo amat pokoknya, tapi elu sebagai cw jangan melakukan hal yang sama (betapa bernilainya lu, dihianatin malah sabar), Nanti bisa sama bejatnya, wkwkwk. Ok next, boleh nggak sih cw bilang suka duluan sama cowo? Boleh, nggak ada yang salah kok. Kalo memang nggak mau pacaran, bilang aja ‘gue suka sama elu’ kuncinya jangan pernah ngarep ‘disukain balik’. Minggat aja, jangan di ganggu-ganggu lagi ya please si cowoknya. Inget ya, ada dua kemungkinan pertama, si cowo juga suka sama elu, cuma dia nggak mau pacaran, jadi menghindar. Kedua, si cowo nggak ada perasaan samsek sama elu, intinya kosong.
POINT TIGA
Akhir-akhir ini banyak
yang menimbulkan pertanyaan. Orang-orang yang membungkam untuk berbicara,
seolah dunia baik-baik aja kalau didiemin. Padahal bukan sejenis orasi untuk
menyelamatkan peradaban, hanya diminta untuk dengan jujur menceritakan dimana
letak dari sebuah kesalahan. Menjadi kekesalan tersendiri kalau gue ada di
posisi itu, pernah ngerasaian nggak? Mengemis cuman untuk mendengar penjelasan dari
‘apakah kesalahan yang sudah kita perbuat?’ benar-benar menjijikan,
keterlaluan.
Semua bisa diselsaikan
baik-baik. Jangan diam tanpa ada konfirmasi pasti. Ini membuktikan kalau kita
sedang mengabaikan orang tersebut. Coba deh, untuk dikasih tahu ‘lu salah di sini’ atau apalah sehingga
kita memperbaiki kesalahan itu, yang penting adanya sebuah pemaparan walaupun
dikit. Untuk manusia yang seringkali dihantuin sama konflik sepele kayak gitu,
gue merasa terganggu parah.
Beneran, gue memikirkan
letak kesalahan yang sudah gue lakukan setiap hari, tapi kalau ada orang-orang
yang nyuekin gue tanpa ada alasan, gue perlu mempertanyakan kan? Nggak salah
dong. Lu pasti risih, kenapa ni manusia nge-diemin gue ya?. Gue sapa, gue
senyum dia datar aja malah kelihatan mengabaikan, terus gue hubungin lewat wa
juga nggak dibales. Oh, mungkin doi lagi ngerasa jadi Tuhan atau emang lagi
nggak mau diganggu, atau mau menjauhi, atau mau memutuskan hubungan
persaudaraan. Kalau ada pria semacam itu, tandanya si ada banci, hati-hati aja
cyinnn.
Untuk mempertahankan
harga diri lu nggak mesti sok dingin lah, dengan tingkah laku ngejengkelin,
nggak dewasa, you’re not a wiser man!. Gue bahkan nggak peduli, lu tidak
memenuhi janji lu, lu mau jadi pengkhianat juga terserah, lu mau jadi preman
pasar dadakan, lu mau ngejudi, lu mau apapun basing because that’s your life,
that’s none of my business. Sambil introspeksi, gue menyelami sudah sejauh mana
kesalahan ini, sepertinya gue sudah merusak hari-hari seseorang atau sudah
membuatnya terluka?.
Tetapi jangan mencoba
untuk menyudahi persahabatan yang udah dibentuk. Gue tidak pernah menyangka
akan se-sengit ini problematikanya. Jangan mencoba bisu ketika mulut masih
berfungsi, jangan menciptakan kecacatan yang ga masuk akal, jangan membuat
situasi semakin runyam. Gue sudah meminta maaf, dengan setulus hati. Masalah
permohonannya dimaafkan atau tidak, I don’t care so much. Bilang aja, kalau
seandainya, ada hal yang buat lu nggak nyaman. Lu bisa beropini sesukanya, gue
menerimanya, asal ada pembicaraan.
POINT EMPAT
Perjalanan dari rumah kurang lebih lima belas menit,
melalui aplikasi gojek *gojek tolong endorse gue ya etdah. So far, pelayanan
gojek selama ini emang bagus sih, nggak salah pak nadiem menciptakan app
tersebut. Selama berada di atas motor, biasanya pikiran gue tu melayang-layang,
gue juga ngeliat tukang roti yang lagi masukin rotinya ke plastik, ngeliat anak-anak
itera yang lagi menggalang dana, terus ada manusia silver yang berdiri aja di
depan pengemudi, entah ngapain sih dia? Nyari cuanlah.
Gue lagi ada acara di panti asuhan, dari komunitas
GPL (Gebyar Pelajar Lampung) tuh jadi titik kumpul sebelum ke panti itu di Ikan
bakar gembul, lagi-lagi gue ketemu emak-emak yang lagi reunian, heboh banget
dong, si kelompok ibu itu kayak lagi butuh tukang ceprat-cepret, walhasil gue
menawarkan diri “sini bu, biar saya yang fotoin”. Lantas gue membut pertanyaan
baru “Apakah gue akan seperti mereka nanti? Dengan gaya semewringah, pakaian
warna pelangi mejikuhibiniu, sepatu heels, make-up cetar, join arisan, atau
sejenisnya” lucu ajasih liatnya.
Sebuah privilege tersendiri kalo hidup di circle
yang tangguh baik secara fisik maupun mental. Pernah liat ada berapa banyak cewe-cewe
kece yang dengan sekuat tenaga memperjuangkan apa yang mereka inginkan?, gimana
cara mereka ngeliat diri sendiri, cara mereka berpikir, cara mereka bertindak
biasanya semuanya bekorelasi. Populasi perempuan kayak gitu nggak banyak lho,
yang mau ditempa banyak ujian, yang mau mengorbankan apa aja demi meraih apa
yang didambakan, yang nggak menyak-menyek, menerima keadaan tapi juga berusaha
yang terbaik untuk memperbaiki keadaan. Karena yang lebih penting adalah
menjadi pemenang di dalam kehidupannya, dia yang juara untuk menyelsaikan
masalah, mencari solusi tanpa banyak ngeluh sana-sini.
Cewek mandiri itu keren banget di mata gue men,
mereka melakukan apapun untuk bisa menjadi sesuatu, mereka mengharapkan beragam
hal yang positif, mereka nggak terkekang sama pola pikir kuno, bahwa jaman
sekarang ini perempuan bisa mengeksplorasi banyak hal dari yang bentuknya mikro
sampe makro.
Temukan pasanganmu dengan kriteria pejuang, udah
kayak tagline apa gitu ya?. Lu bawa ni cewek ke hutan, ternyata kalian terpisah
karena si cw ini doyan menjelajah sendirian. Kalian terpisah di hutan selama
seminggu, lama amat ye, perempuan dengan karakter fighter biasanya ngerasa
bahwa dia sanggup ngelakuin berbagai hal sendirian, ey bos karakter pejuang itu
dibentuk cinnn, nggak cuma sehari tapi bertahun-tahun. Cw dengan strong
mentality suka malu aja nunjukin kelemahannya, padahal ya mereka juga demen
nangis, bener gasiii?. Perempuan dengan tipe kek gitu tuh bener-bener nggak
akan membebani tau, justru malah tipikal yang solutif dan kooperatif. Sedikit
waspada aja, mereka juga orangnya peka, bisa tahu sebelum dikasih tahu, asik
nggak tuh. Jadi, kalo lu nemuin cewek kek begitu, selamat aja, selamat mengksplorasi
kebahagiaan bersama-sama eakkk. Kenapa gue nggak nambahin kesedihan, soalnya cw
penjuang nih udah kek biasa aja ngadepin jenis sedih-sedihan.
Dah ya segitu dulu aja...
POINT LIMA
Jadi, si cangkir kopi
susunya ke senggol, terus aernya tumpah, untung udah gue minum tuh separonya.
Siapa di sini penggemar kopi? Pasti banyak yang suka kopi ya, apalagi yang suka
ngode ‘passowordnya kakak’, yes itumah si luwak, yang aman di lambung, #endorseakudongluwak.
Ngerasa lagi dihujanin banyak ujian nggak? Gue rasa emang tiap manusia udah
dikasih keadilan sama Allah untuk sama-sama mendapatkan ujian yang berbeda,
level kesulitannya juga beda, besar atau kecilnya sebuah masalah biasanya
tergantung dari cara si pemandangnya gimana (?).
Mahasiswa akhir yang
lagi digojlok kemampuan berpikirnya, bukan cuman psikis tapi batin juga. Gue
sebut ini sebagai kompetisi skripsi, dimana setiap orang akan merayakan euforia
sempro-semhas dan wisudanya dengan kebahagiaan super. Di luar sana ada
segerombolan manusia yang diam-diam menyimpan rahasia keberhasilannya, menutup
rapat-rapat hanya untuk menghindari ‘ucapan selamat yang meriah’, merasa pusing
saking banyaknya notification ‘congratsss ya’. Mungkin aja, orang-orang tipe
itu emang nggak minat diapresiasi, bukan karena sombong, tapi cuman pingin
ngejaga perasaan kawan sejawat lain yang belum sampai di titik itu.
If you want to buck the trend and conquer your competition,
take advice from Winners Always Quit. Now
is the time to trade in some pretty good habits for really great results.
Successful people generally analyze, manage their time, get comfortable, strive
for success and show interest. They all sound pretty good, right? Well, what
you are doing today may keep you from winning tomorrow!.
Mikir
dulu, gila beban gue nih banyak amat ya. Ternyata bukan cuma gue doang yang
dititipin tantangan kece beginian, di luar sana bertaburan tuh orang-orang yang
lagi berjuang nyari nasi, nyari cuan, nyari napas, nyari darah, Oh ya Allah
nggak ada apa-apanya nih sama ujian gue sekarang, masih cetek banget kalau
dipikir-pikir. Bener deh, masalah gue nih ada di hati dan pikiran yang tidak
jernih, kayaknya gue belum 100% legowo ketika ditimpa sesuatu, emang sih
belajar untuk menerima sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT alias
qanaah itu susah sekali.
Sekarang,
tenangin pikiran dan kondisi hatinya. Belajar interaksi baik sama diri sendiri,
jauhin semua varian cinta yang bukan selain sama Dzat yang maha kuasa, buang
emosi negative di hitungan ke tujuh: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh.
Dear Love,
Dan Allah telah membuat harimu penuh warna, seperti pelangi,
jika saja setiap sedih dimaknai sebagai surat cinta dari sang maha, yakin
semuanya pasti baik-baik saja. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan
(Al-Insyirah:5). Maka sesungguhnya Dia Allah adalah Cintamu yang paling mulia,
kau mengembara dibuminya sendiri, dengan segala macam resah-gelisah yang
menggoda, dengan segala panik yang tak berkesudahan, dengan segala sedih yang
meninju-ninju, dengan segala duka yang datang bertubi-tubi. Malam yang kau
dedikasikan 99% untuk-Nya dan 1% duniawi, InsyaAllah kelak diperhitungkan,
perlu diingat bahwa setiap amalan tidak bisa dijadikan rujukan, tetapkan
kekuatan bahwa ‘Aku pendosa, sangat pendosa’mintalah petunjuk agar tiap
keputusanmu diarahkan pada ruang-ruang nan terang. Kau mati sementara waktu,
lalu bangun sebelum fajar, Allah berikan lagi kesempatan itu, berusahalah
dengan niat paling murni, bahwa hanya Untuk-Nyalah hidup dan matimu.
Dan Allah seperti mencuci hatimu setiap hari, seputih kertas
sidu ukuran A4 yang sering dibeli para akademisi. Telah tertanam kebaikan dalam
relung sukmamu, pohon keikhlasan yang tertancap dalam, mengakar kuat. Jangan
biarkan siapapun memoles aksi sesat di hati itu, tutup segala kemungkinan yang
mengarahkan pada bisikan jahat, dan pimpinlah dirimu menuju-Nya.
Semoga kau temukan rumah amanmu di sini, temuilah Ia di setiap panggilan rutin lima waktu yang menerima kesalahanmu dengan ampunannya yang tak terbatas, kau tahu? Rahmat Allah itu maha luas, sayang.
POINT ENAM
Sebuah perjalanan merelakan kali ini akan dijadikan panduan
kedepannya, tidak ada satupun harapan penuh ingin kembali ke masa lalu, yang kemarin
bukan urusan gue lagi. Yang terpenting masa lalu bisa menjadi pelajaran, gue yakin
segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. Kebaikan-kebaikan yang telah Allah
berikan, InshaAllah itulah petunjuk yang sebenarnya. Gue nggak perlu marah sama
siapapun atau apapun tentang kejadian yang menimpa gue baik secara tragis,
biasa aja dsb.
Inget ya, tiap keputusan yang kita ambil pasti ada
dampaknya. Sejauh mana kita paham dengan permasalahan tersebut, sejauh mana
ilmu pengetahuan kita untuk memecahkan masalah itu, sejauh mana kita mau
menerima dan bersabar dengan semua musibahnya, dan seberapa berusaha kita untuk
bangkit dan mau bergerak terus.
Yang nggak boleh ketinggalan adalah, belajar, you have to be a long life learner.
Eh udah nyangka,
udah segede ini sekarang, dua puluh dua tahun. Ketemu banyak orang, ngobrol
sama orang-orang keren. Perjalanan hidup yang mungkin bisa aja gue ceritain ke
anak –cucu kelak. Penting banget eksplorasi diri, nyobain banyak hal, dengan
keyakinan bahwa masih muda. Iya si emang masih muda, santai boleh tapi pasti. Siapa
si yang tahu soal kepastian? Masa depan? Cuma Allah. Jadi yaudah, kalau udah
berusaha, berdoa-ikhitiar-tawakkal aja. Yaudala pasrah aja gue sama Allah.
Apa yang
membuat lo nggak suka sama diri sendiri? Sosial media. Kita jadi pening
sendiri, kenapa si dia cepet banget dapetnya, dilanjutin ya iyalah jelas dia
punya pripilej. Padahal kalo ngomongin has istimewa itu bervariasi lho, nggak
sebatas materi aja. Ada yang keluarganya perhatian, temen-temennya sayang, ada
yang skill musiknya ajib, etdah macem-macem pokoknya. Banyak hal sederhana yang
nggak bisa kita lihat karena udah dibutakan sama hal-hal besar lainnya, dibawain
bekel sama ibuk, dicium keningnya sama bapak setelah bangun tidur, diselimutin
sama emaknya pas mau bobo. Men, itu semua kebahagiaan dan pripilej lu, karena
nggak semuanya merasakan kasih sayang itu ya.
Yauda,
pelan-pelan aja.
🔥🔥🔥
ReplyDelete💙
ReplyDelete