Silent Actions Make You Noxious

 


Kita semua tertarik pada sesuatu, entah itu manusia, benda, dan lain-lain. Membicarakan keindahan diri sendiri ataupun orang lain memang nggak ada habisnya. Di dunia yang sebesar ini, akan sangat tidak bernilai jika selalu merasa ‘tinggi’. Udah lama banget ni gue ga nyemplung di blog, biasanya kalo lagi merasa frustasi, menulis itu ngebantu gue untuk meningkatkan semangat, ya bisa dibilang semacam self healing kecil-kecilan. Nah, kali ini gue mau curhat aja si mengenai hiruk-pikuk kehidupan anak-anak usia dua puluhan.

Melihat situasi yang semakin runyam, dimana ada seseorang yang telah ‘kehilangan dirinya’. Setelah keseringan melihat ‘orang lain’, sampai-sampai dia nggak bisa lagi mengenali sosoknya. Padahal, you only see yourself in the mirror, not anyone else. Beberapa orang sering nih nanya sama gue, kenapa gue nggak pernah nulis kisah gue sendiri di blog? Gue belum punya sesuatu yang ‘layak’ untuk diceritakan. Harus gue akui, gue emang demen mengapresiasi keberhasilan orang, gue seneng ketika negliat orang lain bisa merasakan kebahagiaan. Kalau ditanya lebih lanjut, eh bunga lu pernah nggak sih iri sama pencapaian orang lain? Oh ya pernah dong, tapi ada satu yang selalu gue pegang ‘manusia punya 24 jam yang sama’ berarti ‘kalo dia bisa, masa gue nggak?’ cuma, ada sebagian orang yang lebih kalem maennya, maksudnya gimana? Gini, pernah ngeliat orang yang hidupnya ‘biasa-biasa aja’, itu masih kelihatannya ya. Tapi biasanya, dibalik ‘diemnnya’ itu menyimpan banyak ‘prestasi, penghargaan dsb’.So, I just appreciate silent in a world that never stops talking.

POINT SATU

Yang harus disadari, tidak semua orang menyukai eksistensi kita di dunia ini. Apa yang harus diketahui? Kita nggak pernah bisa mengontrol pikiran dan tindakan buruk atau baik orang lain terhadap kita, tapi kita dapat mengendalikan ‘apa respon dan tindakan yang tepat’ untuk mengatasi hal tersebut. Ya, karena cuma ada dua potensi dalam diri manusia, yaitu baik dan jahat. Terserah mau pilih yang mana, kita semua bebas menentukan. Ketidaksukaan orang lain terhadap kita, bukanlah sesuatu yang berharga, semakin dipikirkan, semakin menguras waktu yang semestinya digunakan untuk menambah produktivitas.

POINT DUA

Kalau setiap orang adalah Raja dan Ratu. Maka mereka memiliki kerajaannya masing-masing. Permasalahan berikutnya yang tidak akan pernah berhenti untuk dibahas adalah mengenai ‘kontrolisasi perasaan’. Seorang perempuan hanya dapat dilemahkan oleh ‘rasa’ bukan ‘rasio’. Gue mencoba menulis hal ini dari perspektif agama terlebih dahulu. Kalau memang sudah ‘matang’ ya segera menikah. Namun jika belum, maka peralihan terbaik ialah dengan ‘meningkatkan kemampuan diri’. Untuk itu, jangan menjadikan kesendirian sebagai sesuatu yang nyeremin. Walau emang si kadang suka mikir ‘gimana si punya pacar itu?’*to be honest, gue cukup bangga karena nggak pernah pacaran, hahaha. Bukan merasa suci sih, tapi lebih ke perasaan bahagia karena ‘menjalankan perintah-Nya’ dengan bejibunnya godaan, gue masih bisa bertahan. Oh tentunya, hal itu membuat gue bahagia setengah mati. Ya lu bayangin aja, betapa melimpahnya laki-laki super +++ di sekitar gue, tjakep, ketje, smart, soleh, ampun dah sempurna beuddd. Sebetulnya, itu momen paling asik sih! Gue merasa bebas aja dan juga bisa belajar ‘oh laki-laki A itu seperti ini, kemudian si B itu begitu’ jadi sembari mempelajari karakter mereka tanpa mereka sadari, etdahhh kek sikolog aja gue.

Orang-orang pada nanya, khusunya cw nih? Eh bung, gue kan pacaran, terus gue diselingkuhin apa gue harus marah sama cowo gue? Gue jawab ya : Kagak usah ngambek, bebasin aja. Biarin tu cowo pacaran sama siapa aja, bodo amat pokoknya, tapi elu sebagai cw jangan melakukan hal yang sama (betapa bernilainya lu, dihianatin malah sabar), Nanti bisa sama bejatnya, wkwkwk. Ok next, boleh nggak sih cw bilang suka duluan sama cowo? Boleh, nggak ada yang salah kok. Kalo memang nggak mau pacaran, bilang aja ‘gue suka sama elu’ kuncinya jangan pernah ngarep ‘disukain balik’. Minggat aja, jangan di ganggu-ganggu lagi ya please si cowoknya. Inget ya, ada dua kemungkinan pertama, si cowo juga suka sama elu, cuma dia nggak mau pacaran, jadi menghindar. Kedua, si cowo nggak ada perasaan samsek sama elu, intinya kosong.

POINT TIGA

Akhir-akhir ini banyak yang menimbulkan pertanyaan. Orang-orang yang membungkam untuk berbicara, seolah dunia baik-baik aja kalau didiemin. Padahal bukan sejenis orasi untuk menyelamatkan peradaban, hanya diminta untuk dengan jujur menceritakan dimana letak dari sebuah kesalahan. Menjadi kekesalan tersendiri kalau gue ada di posisi itu, pernah ngerasaian nggak? Mengemis cuman untuk mendengar penjelasan dari ‘apakah kesalahan yang sudah kita perbuat?’ benar-benar menjijikan, keterlaluan.

Semua bisa diselsaikan baik-baik. Jangan diam tanpa ada konfirmasi pasti. Ini membuktikan kalau kita sedang mengabaikan orang tersebut. Coba deh, untuk dikasih tahu ‘lu salah di sini’ atau apalah sehingga kita memperbaiki kesalahan itu, yang penting adanya sebuah pemaparan walaupun dikit. Untuk manusia yang seringkali dihantuin sama konflik sepele kayak gitu, gue merasa terganggu parah.

Beneran, gue memikirkan letak kesalahan yang sudah gue lakukan setiap hari, tapi kalau ada orang-orang yang nyuekin gue tanpa ada alasan, gue perlu mempertanyakan kan? Nggak salah dong. Lu pasti risih, kenapa ni manusia nge-diemin gue ya?. Gue sapa, gue senyum dia datar aja malah kelihatan mengabaikan, terus gue hubungin lewat wa juga nggak dibales. Oh, mungkin doi lagi ngerasa jadi Tuhan atau emang lagi nggak mau diganggu, atau mau menjauhi, atau mau memutuskan hubungan persaudaraan. Kalau ada pria semacam itu, tandanya si ada banci, hati-hati aja cyinnn.

Untuk mempertahankan harga diri lu nggak mesti sok dingin lah, dengan tingkah laku ngejengkelin, nggak dewasa, you’re not a wiser man!. Gue bahkan nggak peduli, lu tidak memenuhi janji lu, lu mau jadi pengkhianat juga terserah, lu mau jadi preman pasar dadakan, lu mau ngejudi, lu mau apapun basing because that’s your life, that’s none of my business. Sambil introspeksi, gue menyelami sudah sejauh mana kesalahan ini, sepertinya gue sudah merusak hari-hari seseorang atau sudah membuatnya terluka?.

Tetapi jangan mencoba untuk menyudahi persahabatan yang udah dibentuk. Gue tidak pernah menyangka akan se-sengit ini problematikanya. Jangan mencoba bisu ketika mulut masih berfungsi, jangan menciptakan kecacatan yang ga masuk akal, jangan membuat situasi semakin runyam. Gue sudah meminta maaf, dengan setulus hati. Masalah permohonannya dimaafkan atau tidak, I don’t care so much. Bilang aja, kalau seandainya, ada hal yang buat lu nggak nyaman. Lu bisa beropini sesukanya, gue menerimanya, asal ada pembicaraan.

POINT EMPAT

Perjalanan dari rumah kurang lebih lima belas menit, melalui aplikasi gojek *gojek tolong endorse gue ya etdah. So far, pelayanan gojek selama ini emang bagus sih, nggak salah pak nadiem menciptakan app tersebut. Selama berada di atas motor, biasanya pikiran gue tu melayang-layang, gue juga ngeliat tukang roti yang lagi masukin rotinya ke plastik, ngeliat anak-anak itera yang lagi menggalang dana, terus ada manusia silver yang berdiri aja di depan pengemudi, entah ngapain sih dia? Nyari cuanlah.





Gue lagi ada acara di panti asuhan, dari komunitas GPL (Gebyar Pelajar Lampung) tuh jadi titik kumpul sebelum ke panti itu di Ikan bakar gembul, lagi-lagi gue ketemu emak-emak yang lagi reunian, heboh banget dong, si kelompok ibu itu kayak lagi butuh tukang ceprat-cepret, walhasil gue menawarkan diri “sini bu, biar saya yang fotoin”. Lantas gue membut pertanyaan baru “Apakah gue akan seperti mereka nanti? Dengan gaya semewringah, pakaian warna pelangi mejikuhibiniu, sepatu heels, make-up cetar, join arisan, atau sejenisnya” lucu ajasih liatnya.

Sebuah privilege tersendiri kalo hidup di circle yang tangguh baik secara fisik maupun mental. Pernah liat ada berapa banyak cewe-cewe kece yang dengan sekuat tenaga memperjuangkan apa yang mereka inginkan?, gimana cara mereka ngeliat diri sendiri, cara mereka berpikir, cara mereka bertindak biasanya semuanya bekorelasi. Populasi perempuan kayak gitu nggak banyak lho, yang mau ditempa banyak ujian, yang mau mengorbankan apa aja demi meraih apa yang didambakan, yang nggak menyak-menyek, menerima keadaan tapi juga berusaha yang terbaik untuk memperbaiki keadaan. Karena yang lebih penting adalah menjadi pemenang di dalam kehidupannya, dia yang juara untuk menyelsaikan masalah, mencari solusi tanpa banyak ngeluh sana-sini.

Cewek mandiri itu keren banget di mata gue men, mereka melakukan apapun untuk bisa menjadi sesuatu, mereka mengharapkan beragam hal yang positif, mereka nggak terkekang sama pola pikir kuno, bahwa jaman sekarang ini perempuan bisa mengeksplorasi banyak hal dari yang bentuknya mikro sampe makro.

Temukan pasanganmu dengan kriteria pejuang, udah kayak tagline apa gitu ya?. Lu bawa ni cewek ke hutan, ternyata kalian terpisah karena si cw ini doyan menjelajah sendirian. Kalian terpisah di hutan selama seminggu, lama amat ye, perempuan dengan karakter fighter biasanya ngerasa bahwa dia sanggup ngelakuin berbagai hal sendirian, ey bos karakter pejuang itu dibentuk cinnn, nggak cuma sehari tapi bertahun-tahun. Cw dengan strong mentality suka malu aja nunjukin kelemahannya, padahal ya mereka juga demen nangis, bener gasiii?. Perempuan dengan tipe kek gitu tuh bener-bener nggak akan membebani tau, justru malah tipikal yang solutif dan kooperatif. Sedikit waspada aja, mereka juga orangnya peka, bisa tahu sebelum dikasih tahu, asik nggak tuh. Jadi, kalo lu nemuin cewek kek begitu, selamat aja, selamat mengksplorasi kebahagiaan bersama-sama eakkk. Kenapa gue nggak nambahin kesedihan, soalnya cw penjuang nih udah kek biasa aja ngadepin jenis sedih-sedihan.

Dah ya segitu dulu aja...

POINT LIMA

Jadi, si cangkir kopi susunya ke senggol, terus aernya tumpah, untung udah gue minum tuh separonya. Siapa di sini penggemar kopi? Pasti banyak yang suka kopi ya, apalagi yang suka ngode ‘passowordnya kakak’, yes itumah si luwak, yang aman di lambung, #endorseakudongluwak. Ngerasa lagi dihujanin banyak ujian nggak? Gue rasa emang tiap manusia udah dikasih keadilan sama Allah untuk sama-sama mendapatkan ujian yang berbeda, level kesulitannya juga beda, besar atau kecilnya sebuah masalah biasanya tergantung dari cara si pemandangnya gimana (?).

Mahasiswa akhir yang lagi digojlok kemampuan berpikirnya, bukan cuman psikis tapi batin juga. Gue sebut ini sebagai kompetisi skripsi, dimana setiap orang akan merayakan euforia sempro-semhas dan wisudanya dengan kebahagiaan super. Di luar sana ada segerombolan manusia yang diam-diam menyimpan rahasia keberhasilannya, menutup rapat-rapat hanya untuk menghindari ‘ucapan selamat yang meriah’, merasa pusing saking banyaknya notification ‘congratsss ya’. Mungkin aja, orang-orang tipe itu emang nggak minat diapresiasi, bukan karena sombong, tapi cuman pingin ngejaga perasaan kawan sejawat lain yang belum sampai di titik itu.

If you want to buck the trend and conquer your competition, take advice from Winners Always Quit. Now is the time to trade in some pretty good habits for really great results. Successful people generally analyze, manage their time, get comfortable, strive for success and show interest. They all sound pretty good, right? Well, what you are doing today may keep you from winning tomorrow!.

Mikir dulu, gila beban gue nih banyak amat ya. Ternyata bukan cuma gue doang yang dititipin tantangan kece beginian, di luar sana bertaburan tuh orang-orang yang lagi berjuang nyari nasi, nyari cuan, nyari napas, nyari darah, Oh ya Allah nggak ada apa-apanya nih sama ujian gue sekarang, masih cetek banget kalau dipikir-pikir. Bener deh, masalah gue nih ada di hati dan pikiran yang tidak jernih, kayaknya gue belum 100% legowo ketika ditimpa sesuatu, emang sih belajar untuk menerima sesuatu yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT alias qanaah itu susah sekali.

Sekarang, tenangin pikiran dan kondisi hatinya. Belajar interaksi baik sama diri sendiri, jauhin semua varian cinta yang bukan selain sama Dzat yang maha kuasa, buang emosi negative di hitungan ke tujuh: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh.

Dear Love,

Dan Allah telah membuat harimu penuh warna, seperti pelangi, jika saja setiap sedih dimaknai sebagai surat cinta dari sang maha, yakin semuanya pasti baik-baik saja. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan (Al-Insyirah:5). Maka sesungguhnya Dia Allah adalah Cintamu yang paling mulia, kau mengembara dibuminya sendiri, dengan segala macam resah-gelisah yang menggoda, dengan segala panik yang tak berkesudahan, dengan segala sedih yang meninju-ninju, dengan segala duka yang datang bertubi-tubi. Malam yang kau dedikasikan 99% untuk-Nya dan 1% duniawi, InsyaAllah kelak diperhitungkan, perlu diingat bahwa setiap amalan tidak bisa dijadikan rujukan, tetapkan kekuatan bahwa ‘Aku pendosa, sangat pendosa’mintalah petunjuk agar tiap keputusanmu diarahkan pada ruang-ruang nan terang. Kau mati sementara waktu, lalu bangun sebelum fajar, Allah berikan lagi kesempatan itu, berusahalah dengan niat paling murni, bahwa hanya Untuk-Nyalah hidup dan matimu.

Dan Allah seperti mencuci hatimu setiap hari, seputih kertas sidu ukuran A4 yang sering dibeli para akademisi. Telah tertanam kebaikan dalam relung sukmamu, pohon keikhlasan yang tertancap dalam, mengakar kuat. Jangan biarkan siapapun memoles aksi sesat di hati itu, tutup segala kemungkinan yang mengarahkan pada bisikan jahat, dan pimpinlah dirimu menuju-Nya.

Semoga kau temukan rumah amanmu di sini, temuilah Ia di setiap panggilan rutin lima waktu yang menerima kesalahanmu dengan ampunannya yang tak terbatas, kau tahu? Rahmat Allah itu maha luas, sayang.

POINT ENAM

Sebuah perjalanan merelakan kali ini akan dijadikan panduan kedepannya, tidak ada satupun harapan penuh ingin kembali ke masa lalu, yang kemarin bukan urusan gue lagi. Yang terpenting masa lalu bisa menjadi pelajaran, gue yakin segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya. Kebaikan-kebaikan yang telah Allah berikan, InshaAllah itulah petunjuk yang sebenarnya. Gue nggak perlu marah sama siapapun atau apapun tentang kejadian yang menimpa gue baik secara tragis, biasa aja dsb.

Inget ya, tiap keputusan yang kita ambil pasti ada dampaknya. Sejauh mana kita paham dengan permasalahan tersebut, sejauh mana ilmu pengetahuan kita untuk memecahkan masalah itu, sejauh mana kita mau menerima dan bersabar dengan semua musibahnya, dan seberapa berusaha kita untuk bangkit dan mau bergerak terus.

Yang nggak boleh ketinggalan adalah, belajar, you have to be a long life learner.

Eh udah nyangka, udah segede ini sekarang, dua puluh dua tahun. Ketemu banyak orang, ngobrol sama orang-orang keren. Perjalanan hidup yang mungkin bisa aja gue ceritain ke anak –cucu kelak. Penting banget eksplorasi diri, nyobain banyak hal, dengan keyakinan bahwa masih muda. Iya si emang masih muda, santai boleh tapi pasti. Siapa si yang tahu soal kepastian? Masa depan? Cuma Allah. Jadi yaudah, kalau udah berusaha, berdoa-ikhitiar-tawakkal aja. Yaudala pasrah aja gue sama Allah.

Apa yang membuat lo nggak suka sama diri sendiri? Sosial media. Kita jadi pening sendiri, kenapa si dia cepet banget dapetnya, dilanjutin ya iyalah jelas dia punya pripilej. Padahal kalo ngomongin has istimewa itu bervariasi lho, nggak sebatas materi aja. Ada yang keluarganya perhatian, temen-temennya sayang, ada yang skill musiknya ajib, etdah macem-macem pokoknya. Banyak hal sederhana yang nggak bisa kita lihat karena udah dibutakan sama hal-hal besar lainnya, dibawain bekel sama ibuk, dicium keningnya sama bapak setelah bangun tidur, diselimutin sama emaknya pas mau bobo. Men, itu semua kebahagiaan dan pripilej lu, karena nggak semuanya merasakan kasih sayang itu ya.

Yauda, pelan-pelan aja.

Comments

Post a Comment

Popular Posts