Cewek Klasik Kekinian

Gue tahu kalo setiap orang punya wekaness and strength-nya masing-masing. Gue tahu harus apa, gimana caranya memperlakukan setiap manusia, setiap human being punya argumennya sendiri, isi otak kepala manusia emang berbeda-beda, gue dituntut untuk bisa memahami seseorang lewat cara pikirnya, gue nggak bisa maksa seseorang untuk sependapat sama gue. "Pernyataan harus"sering bikin Kita nggak nyaman, iya nggak?. Semisal, 'lo punya pacar, pacar lo nggak alim, jarang sholat, ngerokok, badung dsb', lo nyuruh doi untuk berubah, sialnya 'lo nggak punya strategi yang tepat' untuk membantunya keluar dari zona yang buruk itu. 'Gue yakin sih, lo langsung diputusin', bahkan bisa lebih dari itu.


Diah Ayu Reza Permatasari

Gue jadi inget sama cewek, dia kating gue, namanya Diah Ayu Reza Permatasari. Menurut gue nih doi wanita langka. Dia bukan tipe perempuan yang mudah diembat, sebagai seorang senior dia bisa mengkondisikan dirinya sebisa mungkin untuk seru dan pembicaraannya mudah dipahami oleh para pendengarnya. At least, dia tahu siapa dia, dia tahu bahwa dia manusia biasa. Semakin kesini, gue semakin melihat banyak kebaikan di setiap sudut ruang hatinya. Gue seneng, karena masih ada orang yang peduli tanpa harus menyakiti, maju tanpa harus menjatuhkan, like her.

Entah kenapa, karena gue suka nulis, gue kepingin jadi penulis biografi handal gitu. From my point of view, gue suka aja ngulik sisi indah dari seseorang. Etdah...

Actually, banyak banget manusia yang pengen gue tulis diblog ini, cuma masih harus disaring lagi, sebab kalo gue salah tulis, bisa berabe kan. Ntar gue malah dicecer habis-habisan. Dan untuk orang-orang yang sudah gue yakini untuk terbit diblog gue, itu tandanya doi emang pas, dan mungkin one day gue bakal buat buku biografi tentang orang-orang yang punya kontribusi banyak buat orang-orang disekelilingnya juga untuk negara tercinta Indonesia.

Mumpung lagi tanggal 17, bulan Agustus, tahun 2019 nih!, gue mau ngomongin cewek yang punya beban tanggung jawab yang cukup besar, Mbak Diah. Kayaknya kalo doi baca tulisan ini, dia harus ngebeliin gue es krim deh! #justkiddingsis.

Gue sempet diskusi gitu sama Mbak diah, beberapa bulan yang lalu, udah lama banget. Ogut rada ngefan sama dia karena sosoknya mungkin akan sulit dilupakan. Ciah, ceritanya gini 'Ogut nggak pernak kesel sekalipun sama kegagalan, gue nggak diterima di sebuah lembaga atau organisasi, anything deh', cuma orang-orang disekitar yang risih mempertanyakan, bosen dong gue dengernya 'Eh, kok lo nggak keterima disini sih, padahal lo kan bagus', 'eh bunga, kok bisa lo nggak lolos', auto sebel karena keseringan ditanyain. #perhapsgueagakkritiskaliya.

Nah, Mbak Diah ini salah satu manusia yang punya karaktersitik unik membahana, kalo ngeliat dia, gue kayak harus menghargai gitu, apa ya namanya, 'Ah, dia orang yang layak disegani', because, I don't like people  who like to be angry, ditambah marahnya treak-treak, bentak-bentak, oh ya jelas emak sama bapak ogut aja nggak gitu, siapa lo nyettt!. Lo suka nggak digituin?, jelas, Kita paling risih diocehin, senioritas nggak harus berlebihan, tahu mana yang baik, yang harus dilakukan.

Kalo mbak diah, bukan marah, dia nggak gitu, beda dari yang lain. Nasihatin tapi nggak menggurui, berbicara pada tempatnya, emosinya juga terkontrol. Gue sih mau kalo dia jadi wakil presiden indonesia, hati gue aja luruh lho kalo doi lagi ngomong. #lebaynjirrr...

Konklusinya adalah, tidak semua orang harus kita sukai, harus kita benci. Tapi baiknya, semua orang bisa kita hargai, hormati, ayomi. Udah lah, Kita ini manusia, simpelnya aja gitu, ngapain harus nggak suka sama orang? percuma, itu sih tindakan sia-sia dan membuang-buang waktu. 'Menyukai itu bukan berarti cinta harus memiliki, antara cowok dan cewek terus jatuh hati, bukan. Tapi lebih ke gimana Kita nganggep dia itu ada sebagai manusia yang punya kekurangan dan banyak kesalahan'.

Pembunuhan kan diawali dari ketidaksukaan, dendam yang terpendam lama, cinta benci lalu memutilasi, dan semua tindak kriminalitas dimulai dari aksi saling serang antara dua manusia yang selalu merasa menang, nggak ada mau yang ngalah dan bersikap yaudahlah ya. Semuanya berawal dari emosi yang membara tumbuh lalu dilanjutkan pada tindakan yang tak berprikemanusiaan sampai menghilangkan nyawa seseorang untuk selamanya. Ngeriii boy, dari blog sebelumnya, gue sempet bilang 'Hati-hati sama perasaan manusia'.

Thank you Mbak Diah, @diaharp


Comments

Post a Comment

Popular Posts