Dua Garis Kuning Tanpa Putus

Oke, kali ini gue mau ngebahas tentang sesuatu yang sebenernya udah lumrah di kalangan anak remaja. Punya pacar?, pacaran, mencintai satu sama lain, bahkan rela menghibahkan badannya untuk sang kekasih, Kita punya dua pendapat : Pertama, Kalo mau bawa agama 'Islam ngelarang yang namanya pacaran, jika sudah mampu menikah, yaudah nikah!', Kedua, 'Boleh pacaran, yang penting sehat dan nggak ngelakuin hal yang di luar batas'. Terserah mau pilih yang mana?, yang jelas, gue cuma punya satu saran buat kalian 'Mending sendiri aja dulu, bebas men!'.

Udah banyak persoalan putus cinta yang berujung pada mutilasi, pembunuhan serta kematian. Yang awalnya saling cinta, terus benci dan berujung dengan dimutilasi, gara-gara hasrat dari salah satu pasangan yang nggak terpenuhi. Cowok dan cewek baik juga punya nafsu, jadi kalo dipancing bisa jadi mereka bakalan tergoda, ya itulah realitanya, dan ini nih yang pengin gue tekankan, religion is important it's not only about prayer that we're organized, but everything including small things. At least, taulah kalo zina itu dosa besar, berhubungan intim yang dilakukan dengan sengaja sebelum menikah udah biasa di zaman sekarang. 

In fact, gue kurang setuju sama campaign yang mengatakan bahwa 'mending nikah daripada pacaran', ya kalo belum punya apa-apa mau nikah, bagaimana jadinya rumah tangga nanti?, fisik sama batin aja belum siap. The best way is mencari kegiatan yang bermanfaat, gabung sama komunitas menghafal qur'an (MPQ), ikut seminar, ikutan tes TOEFL, IETLS atau semacamnya, les musik gitu, ambil kelas bahasa. Nggak usah galau, karena nggak bisa nonton bareng sama pacar, selagi lo punya temen yang seru dan doi lumayan hype soal dunia dan akhirat, why not?.

Baru tadi, gue dapet info yang cukup menegangkan bahwa ada 'seorang wanita berinisial M membiarkan sang pacar tidur di kamar kosnya', kaget dong? masalahnya doi cewek 'Malu banget gue, as a woman gitu ya, dimana harga dirinya!'. Gue salut sama mereka yang jutek, galak, cuek sama cowok, banyak temen-temen cewek gue yang kece abis, asli mereka nggak murah dan sedikit datar sama perasaanya. "Bukan sok alim, tapi emang udah bawaan dari lahir", Seperti Umi, Diana, Mutiara, Sugi. Tuh perempuan, sedang menutup hati untuk para pria. #ahmasasih

Cewek berinisial M ini membuat kegaduhan di kosan-nya, memancing orang-orang di sekitar untuk marah. Sampai seniornya pun dibuat kesal tak keruan, kasihan. Cuman mau ngasih tahu, 'Jangan bikin orang baik marah'. Salahnya, perempuan berinisial M ini tidak menggubris pertanyaan dan nasihat dari sang senior, dia malah acuh tak acuh. Salah satu etika yang harus dijunjung itu 'menghormati orang yang lebih berpengalaman dari Kita'. Parahnya lagi, si cowoknya-pun tergiur untuk tidur di kosan si cewek, ini sih tanda-tanda sudah kebelet kawin, yuk kita perhatikan quotes yang satu ini, anggep aja ini kalimat bijak dari si cowok yang udah nggak sabar ingin meminang sang wanita :

"Aku lelah dengan ini, kenyataanku penuh dengan kuning (peringatan). Sudah saatnya aku berlari, walau ku tak bisa bersembunyi."

Nah, kenapa gue ngasih judul 'Dua Garis Kuning Tanpa Putus', karena ada saran dari kawan-kawan  (si Iqbal) , dan pas banget, gue lagi pengin ngulik konflik remaja tentang cinta yang masih dijadikan bahan hepi-hepi semata. Kuning itu bisa diartikan sebagai tanda peringatan, maksud dari dua kata 'tanpa putus' itu ngasih tahu ke Kita kalo peringatan itu harus selalu dicamkan, sampe pada kesimpulannya 'Kita bisa memiliki seseorang dengan cara yang baik, sah, lewat momen ijab-kabul.'

Nggak ada yang salah dari orang-orang yang peduli dan mau mengingatkan Kita kepada kebaikan, sometimes we always feel that we're right and lazy to listen to what they say. Kita semakin dibebek sama kegilaan dunia, gimana nggak? semakin hari, kelihatan makin hancur dan moralpun menipis. Ada sesuatu yang hilang dari diri, apa itu? Iman. Bukannya gue sok suci, sok alim, sok agamais, gue juga masih buluk, jujur aja masih banyak buruknya. Penting banget, nyari temen yang punya dua sisi, gaul dan himself or herself overwhelmed by kindness.

At least, we look so cool, karena kita dibilang nggak peduli sama cewek atau cowok, kita dicap nerd karena kelebihan jenius dan nggak bisa bergaul dengan mereka yang suka mabok dan ngerokok gila-gilaan, gue mengapresiasi seseorang yang 'cuek' sama masalah romansa-nya, pikiran mereka simpel 'Nanti ajalah, gue belum sukses, belum siap punya pacar' Its'okay bruh!, sebelum punya seseorang yang berarti di hidup 'lo puasin dulu jelajah alam Indonesia, keliling dunia kek, memperdalam hobi, bangun usaha sendiri without bantuan ortu lo!.' Ini berlaku buat semua anak muda yang mau sadar. Gue nggak peduli, siapa lo? lo lahir dari keluarga miskin atau kaya, kita semua sama di mata Tuhan. Udahlah, jangan buat kecewa orang tua, karena 'ngehamilin anak perempuan orang.' 

Biar adil, 'Perempuan juga nggak usah goda-godain anak cowok, coba buat strategi tergila buat ngeluluhin hati cowok dengan cara yang lembut, para pria ini kalo sudah marah menyeramkan sekali, jadi kudu hati-hati. Misal : 'Waktu kemarahannya muncul ke permukaan, dibiarin aja! jangan ditanya-tanya!" , "Kamu kenapa?, marah ya sama aku?, coba dong cerita." gue yakin tuh cowok ngedumel dalem hatinya "Iya njing, nggak usah banyak bacot lo!." Mereka pandai memendam, awas aja kalo mereka udah emosi pohon beringin auto tumbang! Kembali lagi ke cara pandang masing-masing, Kita punya pendapat yang berbeda untuk mengatasi setiap permasalahan.

Kita bisa mendapatkan pendamping yang baik, sebelumnya berkaca dulu. Sebenarnya siapa Kita?. Karena setiap manusia, punya kesempatan yang sama untuk meraih sesuatu yang baik. Thanks buat grup "Liburan ke rumah Nenek", seketika saja gue dapet pencerahan, dari mulai judul sampai ide cerita...

belajar melindungi diri sendiri dengan 'belajar'

@bunga_yunas